LANGKAH HACCP (materi hari ke 2)

Langkah 6 HACCP : Analisa Bahaya
Narasumber : drh. Novia Priyana

Menurut ISO 3100, risiko adalah dampak dari kepastian terhadap pencapaian obyektif dan dampak menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan bersifat positif dan negatif. Bahaya adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dan akan mempengaruhi penjualan secara langsung. 

Apa itu Bahaya ?
Bahaya dalam HACCP adalah kondisi biologi, fisik ataupun kimia pada makanan yang berpotensi  menimbulkan dampak yang dapat merugikan kesehatan bahkan berpotensi menimbulkan kematian.

Jenis Bahaya 
  • Biologi (microbiologi) => Salmonella, Listeria, Clostridium botulinum, Hepatitis dll
  • Kimia  => Mycotoksin, Jamur beracun, pestisida, btp, logam berat, lubrican dll
  • Fisik    => kaca, logam, plastik, tulang, batu, kayu dll
Langkah ke 6 ini adalah penjabaran dari prinsip pertama (Prinsip 1) dalam HACCP, yang mencakup identifikasi semua potensi bahaya, analisa bahaya dan pengembangan dari tindakan pencegahan yang harus dilakukan untuk mengendalikannya.
Analisi bahaya terdiri dari tiga tahapan, yaitu identifikasi bahaya, penentuan kategori resiko yang mungkin terjadi dan tindakan pencegahan.

1. Identifikasi Bahaya
Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan identifikasi bahaya adalah ;
  • Tahapan sebelum dan tahapan sesudahnya didalam suatu proses produksi
  • Peralatan yang digunakan, kelengkapan, lingkungan, tingkah laku manusia dll
  • keterkaitan sebelum dan sesudah didalam suatu rangkaian rantai makanan
  • peraturan pemerintah, jangan sampai terjadi pelanggaran peraturan
  • rencana penggunaan, target konsumen, salah target dapat mengakibatkan potensi bahaya
  • persyaratan konsumen, 
  • peninjauan langsung dilapangan terhadap proses produksi yang berlangsung, cari potensi bahayanya
  • Studi literatur untuk mengidentifikasikan bahan-bahan yang berpotensi membahayakan
2. Penentuan Kategori Resiko/Penilaian Bahaya (Hazard Assessment)
Penilaian bahaya dilakukan untuk mengetahui program apa yang akan dilakukan untuk mengurangi potensi bahaya sampai dengan tingkat yang paling rendah.
Hal yang harus diperhatikan adalah ;
  • sumber bahaya yang mungkin timbul
  • kemungkinan terjadinya bahaya
  • tingkat keparaha bahaya 
  • sifat dari bahaya yang mungkin muncul
Untuk menetukan peluang terjadinya suatu resiko atau bahaya yang muncul, maka dapat dilakukan penetapan kategori resiko. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengelompokan bahaya berdasarkan karakteristik komposisi bahan pangan itu sendiri.
Tabel 1. Penentuan Kategori Resiko
Langkah 7 - 8 HACCP :  Mentukan batas kritis bersambung

Langkah  9 - 12 HACCP : 
  • Menentukan sistem monitoring
  • Menetapkan tindakan koreksi
  • Meneteapkan prosedur verifikasi
  • Penyimpanan catatan dan dokumentasi
Prnsip HACCP
  1. Melakukan analisis bahaya
  2. Menentukan Titik Pengendalian Kritis (Critical Control Point, CCP)
  3. Menentukan batas kritis
  4. Membuat suatu sistem pemantauan (monitoring) CCP
  5. Melakukan tindakan korektif 
  6. Menetapkan prosedur 
  7. Melakukan dokumentasi 
6 Tahap analisa bahaya : 

  1. Mengindetifikzi zemua potensi
  2. Lakukan indetifikasi bahaya
  3. Menilai tingkat keparahan
  4. Menentukan  peluang kejadian
  5. Menetapkan  resiko dan signifikan bahayanya
  6. Menetukan tindakan diperlukan

Jangan memberikan sesuatu pada makanan, JANGAN DILAKUKAN jika Tidak ada aturannya dari institusi yang berwenang

Hazard Biologi
  • Salmonella spp. Salmonella mengacu pada kelompok bakteri yang mengakibatkan penyakit dengan penularan melalui makanan dan paling sering dilaporkan. Jenis Salmonella yang paling umum ialah serotipe Salmonella Typhimurium dan Salmonella Enteritidis. Salmonella bersifat motil namun tidak menghasilkan spora
  • Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E.
  • Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37ᵒC dengan waktu pembelahan 0,47 jam
Marinasi = Free Cokking = misalnya membiarkan bumbu meresp kedalam bahan makanan (ungkeb ayam)

Sumber link : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Ajah

Bendera Fumigasi Kapal

Name Tag di Lingkungan Kementerian Kesehatan