Situs Cangkuang di Kuningan
Situs Cangkuang berada di tengah permukiman Kampung Cangkuang,
Kelurahan Kuningan Kabupaten Kuningan. Secara astronomis terletak pada koordinat 6º59’14”
LS dan 108º28’52” BT. Lokasi ini relatif mudah dijangkau, karena masih
tergolong di Kota Kuningan. Untuk menuju lokasi
situs selain kendaraan roda dua bisa juga menggunakan mobil pribadi atau mobil angkot yang menuju desa Citangtu (desa asalnya calung atau angklung) dan menggunakan delman (yang merupakan alat transpotasi tradisional)
Menurut Dinas Parawisata dan Budaya Jabar Situs Cangkuang merupakan peninggalan atau petilasan aktivitas manusia masa lampau yang terdapat di kampung
ini merupakan peninggalan dari tradisi megalitik pada zaman prasejarah.
Tinggalan-tinggalan tersebut secara umum relatif terawat dan utuh. Data
yang ada cukup penting bagi ilmu pengetahuan dan objek kunjungan
Tinggalan-tinggalan tersebut tersebar di tiga lokasi yang berbeda. Di
lokasi pertama terdapat tinggalan-tinggalan berupa menhir batu datar dan
tatanan batu. Lokasi ini terbesar dibanding kedua lokasi lainnya. Pada
Bagian ini tinggalan-tinggalan tersebut telah diberipagar keliling.
Sekitar 50 meter dari lokasi pertama terdapat batu lumpang yang terletak
di halaman rumah warga.
Batu Lumpang tersebut dipercaya mempunyai
manfaat bila ada orang yang menginginkan keturunan dengan cara meminum
air yang dimasukan pada hari Kamis dan meminumnya pada Hari Jumat. Di
lokasi ketiga sekitar 50m dari batu lumpang terdapat batu lumpang dan
batu alam lainnya yang sudah dipagari juga.
Gambar diambil oleh Penulis |
Lepas dari keterangan di atas sebelum situs tersebut dipagar terdapat beringin karena semakin tua dan rapuh akhirnya penduduk di sana menebangnya dan anehnya tebangan kayu dari pohon tersebut penduduk sekitar tidak ada yang mau menggunakannya.
Semasa Penulis kecil sering melihat nenek penulis menebar uang receh buat diperebutkan (maksud dan tujuannya penulis tidak pernah bertannya). Kalau dilihat sebagai obyek wisata mungkin kurang menarik hanyalah hamparan batu tetapi bagi para peneliti batu atau zaman prasejarah lain halnya. Penulis sebenarnya penasaran apa hubungan batu ini dengan sejarah Kabupaten Kuningan karena menurut cerita Orang tua Penulis bahwa kampung Cangkuang merupakan tempat istrirahat Adipati Ewangga dan juga sebagai kastil Kuda Kuningan. Di tambah dengan keterangan bahwa bapak buyut Kami sebagai pembuat benda pusaka atau empu pusaka dan dimana selain di batu itu untuk menempanya ?
Gambar diambil Oleh Penulis |
Diambil Oleh Penulis |
Gaambar diambil dari sini |
Nek UHI dan Penulis |
Bagi penulis sebagai keturunan ke 5 (lima) dari Kakek Buyut Ati yang biasa disebut (Uyutjangkung) dan anaknya Bapak Buyut SACAWINATA, merupakan kebanggaan tersendiri. Semoga amal ibadah dengan iman islam dari bapak buyut Kami mendapatkan tempat disisi Alloh SWT, amiin
Dalam kesempatan silaturahim penulis menyempatkan berkunjung ke adik Nenek Kami yang bungsu dan masih hidup, beliaulah yang menempati rumah buyut kami sebagai anak bungsu. Karena sudah lanjut usia untuk diminta keterangan secara detail sejarahnya situs tersebut penulis merasa tidak tega. Biarlah sejarah kehidupan keturunan Kami tinggal selamanya di tanah Cangkuang Kuningan dan Siapa tahu "ADA" anak cucu dan cicit,udek udek yang mau menggali lebih dalam " tabir misteri " Kakek bapak buyut Sacawinata atau Uyut Cangkuang. Semoga ....
Untuk tidak "PAREUMEUN OBOR" Mari kita tenggok dulu siapa sih Uyut SACAWINATA atau kami kenal dengan sebutan uyutjangkung. Yang Kami ketahui bahwa uyut Sacawinata dan Bapak Uyut Ati dari sumber yang kami telusuri pada tahun 1977 ( salah satunya dari Bapak Jalil - imam mushola di lingkungan kami), bahwa Bapak Sacawinata merupakan orangn yang 'berilmu' dan merupakan salah satu penasehat kerajaan kuningan dan juga merupakan pembuat senjata pusaka pada jamannya (bisa dibilang empu). Bisa dilihat dari peninggalan batu tilas tempat menempa senjata dekat rumah beliau di desa Cangkuang ( mungkin sekarang sudah hilang). Namun disekitarnya Bapak Sacawinata hanyalah seorang petani yang memiliki 9 orang anak. Untuk Silsilah ini akan kami tulis dalam artikel terpisah (siapa yang mau melengkapi ?)
Yang jadi pertanyaan dari penulis kenapa ada desa Cangkuang di wilayah Kuningan, padahal nama cangkuang merupakan candi yang ada di daerah Leles Garut, sampai ini penulis belum mendapat kesimpulan hubungan dari nama desa Cangkuang dengan candi Cangkuang di Garut Leles.
Yang jadi pertanyaan dari penulis kenapa ada desa Cangkuang di wilayah Kuningan, padahal nama cangkuang merupakan candi yang ada di daerah Leles Garut, sampai ini penulis belum mendapat kesimpulan hubungan dari nama desa Cangkuang dengan candi Cangkuang di Garut Leles.
Memang asik kalau menelusuri sebuah nama apalagi menyangkut silsilah turunan walau kadang kebenarnya sulit di buktikan coba baca link ini tentang adipati cangkuang ini, penulis yakin bahwa memang bapak buyut ati orang tuannya uyut sacawinta memang pembuat senjata perang dan pusaka pada masanya, walau tidak diturunkan pada anaknya dan turunannya sampai sekarang tetapi tentang budi pekerti dan menjalani laku lampah sebagai seorang muslim tetap kami jalani.
Kaitan tulisan dengan "Taman Purbakala Cipari Kuningan" dan "Sejarah Kabupaten Kuningan"
makasih gan infonya,di kuningan baru tau klo ada tempat ini...
BalasHapusBlog nya bagus pak nana. Tapi sayang belum mobile friendly
BalasHapussudah saya rubah dalam tampilan selular sehingga bisa di buka, semoga bisa membantu
HapusTerimakasih sudah mengekpos desa cangkuang
BalasHapusSae blogna Kang Nana. Punten bade tumaros, upami Eyang Sacawinata teh putrana saha?
BalasHapusjumlahna aya 6, yaeta : ibu Tarsih, ibu Kasmi, bapak Raksa, bapak Empung, ibuTalem sareng ibu Uki
Hapus